Anggapan Salah Tentang Es Krim

Akibat komposisinya yang sarat akan energi, protein, dan lemak, terutama lemak jenuh, es krim kerap dituding sebagai biang keladi penyebab kegemukan atau obesitas.

Padahal, kontribusi energi es krim per takaran saji (satu cangkir) hanya sakitar 10 persen dari total kebutuhan energi dan kontribusi lemaknya sekitar 15 persen dari total kebutuhan lemak perhari. Jumlah tersebut termasuk kecil, sehingga kurang pas jika es krim dituduh sebagai biang keladi penyebab kegemukan atau obesitas.

Kegemukan lebih tepat disebabkan oleh kebiasaan makan yang kurang baik terutama energi dan lemak yang berlebihan serta kurangnya aktivitas fisik. Obesitas lebih disebabkan oleh faktor keturunan. Risiko anak mengalami obesitas bila salah satu orangtuanya obesitas adalah 30 persen. Risiko tersebut meningkat ménjadi 70 persen apabila kedua orangtuanya obesitas.

Anggapan yang salah tentang es krim juga terjadi pada ibu hamil. Masyarakat berpandangan bahwa ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi es, termasuk es krim. Hal yang dikhawatirkan adalah lahirnya bayi dengan bobot tubuh yang terlalu besar (oversize baby). Es krim adalah makanan yang dikonsumsi sebagai kudapan. Oleh karena itu, tidak akan menambah energi terlalu banyak jika dikonsumsi secara wajar. Jumlah konsumsi es krim yang wajar adalah dua hingga tiga cangkir per minggu.

Penyebab Batuk Pilek

Banyak anggota masyarakat menyangka es krim sebagai penyebab batuk pilek. Hal ini sama sekali tidak benar. Sebab, ketika masuk ke mulut, es krim dengan segera akan meleleh. Pelelehan es krim dengan cepat dipacu oleh pengaruh suhu tubuh, sehingga saat es krim masuk ke kerongkongan suhunya sudah tidak sedingin air es.

Hal yang berbeda terjadi apabila seseorang mengonsumsi es jeruk. Air yang dingin tidak lantas naik suhunya saat masuk ke mulut. Kenaikan suhu air lebih lambat  terjadi sehingga  , sehingga saat air es masuk ke kerongkongan, suhunya masih sangat rendah. Hal inilah yang justru menyebabkan batuk atau pilek. Di negara-negara empat musim, es krim justru dikonsumsi saat musim dingin. Hal ini dilakukan karena energi es krim yang tinggi dipercaya dapat membantu mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat.

Es krim juga digunakan sebagai obat pilek. Hal ini dilakukan karena seseorang yang menderita pilek diharuskan mengonsumsi cairan dalam jumlah besar agar tidak mengalami dehidrasi. Es krim yang juga mengandung air dapat digunakan sebagai penyedia cairan tubuh, terlebih rasa dan teksturnya sangat disukai oleh penderita, sehingga konsumsinya akan sangat membantu penyembuhan.

Meskipun demikian, es krim sebaiknya dihindari oleh penderita radang tenggorokan, amandel, atau asma. Ketiga penyakit tersebut dapat kambuh apabila terinduksi oleh suhu dingin.

Penyebab Gigi Berlubang

Penyebab utama terjadinya gigi berlubang adalah difermentasinya sisa-sisa karbohidrat, terutama gula sederhana, yang tertinggal dan menempel pada gigi. Fermentasi yang dilakukan oleh bakteri-bakteri dalam mulut adalah mengubah gula menjadi asam-asam organik yang dapat melubangi gigi dalam jangka waktu lama.

Fermentasi dapat terjadi pada segala jenis karbohidrat. Dengan demikian, makanan apa pun yang mengandung karbohidrat berpotensi untuk menyebabkan gigi berlubang.

Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi berlubang adalah dengan menjaga kebersihan mulut dan rajin menggosok gigi, minimal dua kali sehari, setelah sarapan pagi dan sebelum tidur. Gosok gigi atau berkumur air putih sangat dianjurkan untuk dilakukan setelah mengonsumsi makanan berkarbohidrat atau yang manis, termasuk es krim.

Penyebab Diabetes

Diabetes melitus adalah suatu kondisi pankreas tidak depat menghasilkan insulin yang cukup bagi tubuh atau berhenti menghasilkan insulin sama sekali. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa di dalam darah tidak dapat dikonversi menjadi glikogen atau diserap sel-sel tubuh yang membutuhkan energi.

Dalam ilmu kesehatan, skala yang digunakan untuk mengukur signifikasi efek yang ditimbulkan makanan terhadap penderita diabetes disebut sebagai indeks glisemik. Indeks glisemik (IG) adalah peringkat individual makanan berdasarkan efeksnya terhadap kadar glukosa darah, yang berhubungan dengan waktu pencernaan dan penyerapannya.

IG dari makanan tergantung dari komposisinya, seperi lemak, protein, karbohidrat, dan serat pangan. Makanan berkabohidrat tinggi umumnya memiliki IG tinggi, yang berarti cepat meningkatkan kadar glukosa darah. Penderita diabetes selalu disarankan tidak mengonsumsi makanan yang memiliki IG tinggi agar kadar glukosa darahnya tetap terkendali.

IG memiliki nilai berkisar antara 0 hingga 100 dan diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu tinggi (lebih dari 70), sedang (antara 56-69) dan rendah (kurang dari 55). Makanan yang termauk ber IG tinggi adalah: roti tawar, sari buah segar, sereal sarapan, kentang, kurma, dan pisang. Makanan yang tergolong ber-IG sedang adalah madu, selai, dan kentang yang baru dipanen. Makanan ber-IG rendah adalah buah-buahan, seperti apel, aprikot, ceri, ganggur, jeruk, pear, dan peach, jagung manis, ubi jalar dan kacang-kacangan.

Es krim merupakan makanan yang mengandung 14-16 persen glukosa. Jumlah yang cukup besar dibandingkan makanan lainnya. Namun, interaksi komponen-komponen di dalamnya menghasilkan es krim sebagai makanan yang ber-IG antara 55-57. Berarti es krim termasuk makanan ber IG rendah hingga sedang, sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes asalkan dalam jumlah wajar. Es krim tidak memiliki aktivitas peningkatan glukosa darah yang cepat seperti roti, nasi, atau umbi-umbian.

Konsumsi dengan Benar dan Sehat

Berikut ini tip yang diharapkan dapat membantu konsumen dalam mengonsumsi es krim dengan benar dan sehat:

  • Konsumsilah es krim dalam jumlah wajar, yaitu dua hingga tiga cangkir per minggu.
  • Penderita intoleransi terhadap laktosa (lactose intolerance) sebaiknya membatasi konsumsi es krim.
  • Pilihlah es krim yang memiliki label jelas, agar diketahui dengan pasti komposisi bahan (ingredien) dan komposisi zat gizinya. Es krim hasil industri pangan besar umumnya dibuat dari bahan baku pilihan dan diolah dengan tingkat sanitasi dan higiene yang memadai. Banyak es krim buatan skala rumah tangga yang tak berlabel dan proses pengolahannya tidak memenuhi standar yang baik, sehingga dikhawatirkan mengandung sejumlah mikroba penyebab penyakit.
  • Bersikap telitilah sebelum mengonsumsi es krim. Perhatikan tanggal kedaluwarsanya. Meskipun disimpan dalam suhu beku, es krim tetap memiliki batas kedaluwarsa.
  • Simpanlah es krim pada suhu beku (freeze,) untuk mempertahankan keamanannya. Usahakanlah untuk selalu membeli dan mengonsumsi es krim yang dijual dalam freezer. Jangan membeli es krim yang dijul tanpa freezer karena keamanannya tidak terjamin.
  • Cucilah tangan sebersih mungkin sebelum makan es krim. Kontak dengan tangan kotor sangat memungkinkan es krim terkontaminasi oleh mikroba yang berpotensi menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan.(senior)

Sumber:

http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0508/15/092050.htm